Arsip

Archive for the ‘Bab Wajib melaksanakan hukum-hukum Allah’ Category

Wajib melaksanakan hukum-hukum Allah

Oktober 30, 2010 Tinggalkan komentar

1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Ketika Rasulullah SAW menerima ayat : “LILLAHI MAA FIS SAMAAWAATI WAMAA FIL ARDHI WA INTUBDUU MAA FII ANFUSIKUM AU TUKHFUUHU YUHAASIBKUM BIHILLAH” (Kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu mengungkapkan apa yang ada di dalam hatimu atau menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu). Para sahabat Rasulullah SAW merasa berat dengan kandungan ayat tersebut. Kemudian mereka menemui Rasulullah sambil berjongkok dan berkata : “Wahai Rasulullah, kami dapat melakukan amal-amal yang dibebankan kepada kami sekuat tenaga, yaitu salat, jihad, berpuasa dan sedekah, tetapi mengenai kandungan ayat ini, kami merasa tidak mampu untuk melaksanakannya. “Beliau bersabda: “Apakah kamu akan berkata seperti yang dikatakan oleh para ahli kitab sebelummu. Mereka mengatakan ‘Kami mendengar dan kami melanggarnya’. Janganlah seperti mereka, tetapi katakanlah :”SAMI’NAA WA ATHA’NAA GHUFRANAAKA RABBANAA WA ILAKIAL MASHIIR” (Kami mendengar dan kami mentaatinya. Ampunilah kami wahai Tuhan kami dan kepada Engkaulah tem pat kami kembali). Ketika ayat tersebut dibaca dan lidah mereka terasa ringan untuk membacanya, kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat selanjutnya :”AAMANAR RASUULU BIMAA UNZILA ILAIHI MIN RABBIHI WAL MU’MINUUNA KULLUN AAMANA BILLAAHI WA MALLA-IKATIHI WA KUTUBIHI WARUSULUHI LAA NUFARRIQU BAINA AHADIM MIRRUSULIHI WA QAALUU SAMI’NA WA ATHA’NA GHUFRANNAKA RABBANAA WA ILAIKAL MASHIIR” (Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikianlah pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.” (Mereka mengatakan) : ”Kami tidak membeda-bedakan antara seorang (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan: “Kami mendengarkan dan kami mentaati.” (Mereka Berdoa) : “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali). “Ketika mereka telah melakukan kandungan ayat tersebut, kemudian Allah Ta’ala memasuhkan kandungan ayat selanjutnya yaitu : ”LAA YUKALLIFULLAAHU NAFSAN ILLAA WUSAHAA LAHAA MAA KASABAT WA’ALAIHA MAKTASABAT. RABBANAA LAA TUAAKHIDZNAA IN NASIINA AU AKHTA’NAA” (Allah tidak memebebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa) :”Ya Tuhan kami janganlah Engkau hukum kami jika kam i lupa atau kami bersalah). Di jawab: “Ya”,”RABBANAA WALAA TAHMIL ‘ALAINAA ISHRAN KAMAA HAMALTAHU ‘ALAL LADZIINA MIN QABLINAA” (“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang- orang sebelum kami). Dijawab : “Ya”,”RABBANAA WA LAA TUHAMMILNAA MAA LAA THAAQATA LANAA BIH” (Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya). Dijawab : “Ya”, “WA’FU ‘ANNAA WAGHFIR LANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANA FANSHURNAA ‘ALAL QAUMIL KAAFIRIIN” (Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir). Dijawab :”Ya.” (HR. Muslim)